ERA TEKNOLOGI MASA KINI

Perkembangan teknologi yang begitu pesat pada saat ini tidak dapat dielakkan lagi, berbagai penemuan baru muncul tiap harinya. Berbagai macam model maupun feature handphone yang baru selalu dipromosikan oleh para vendor, mulai dari yang harganya murah sampai yang paling mahal. Notebook atau yang biasa disebut laptop sekarang seperti “kacang goreng”, ada di setiap toko komputer yang dulunya hanya menjual PC Desktop (personal computer) saja, itupun ditawarkan dengan harga yang super murah hampir setara dengan desktop kelas menengah. Pada prinsipnya teknologi ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih mudah berkomunikasi atau melakukan sesuatu.
Tekhnologi kini semakin canggih dan kecanggihan teknologi tidak bisa di bendung tapi dapat di manfaatkan semaksimal mungkin untuk tujuan kemaslahatan bukan untuk hal yang negatif yang bisa merusak generasi penerus bangsa ,
Manfaat tekhnologi yang kini menjadi kebutuhan masyarakat perkotaan bahkan sudah merambah pedesaan dan perkampungan.
Tekhnologi Informasi ( Internet ) bagai pisau bermata dua, di satu sisi sangat di butuhkan untuk mengembangkan jaringan bisnis, sosial, budaya dan informasi yang sangat di butuhkan oleh masyarakat, di sisi lain sangat berbahaya bagi anak-anak dan remaja karena belum ada filterisasi di dunia maya, yang bisa menyesatkan dan membawa anak-anak serta remaja ke dunia yang bisa merusak moral generasi muda karena begitu banyaknya situs – situs yang di khususkan untuk orang dewasa berkeliaran dan dapat dengan mudah di temukan bagi siapapun yang berselancar di dunia maya, baik itu anak-anak maupun remaja,
tak ada batasan usia, siapapun dapat tersesat saat berselancar di dunia maya.
Peran orang tua sangat penting sekali dalam mendidik serta mengawasi perkembangan anak dalam pergaulan sehari –hari, apalagi saat anak-anak menginjak usia remaja yang memiliki rasa kagum dan selalu memilik rasa ingin tahu dengan hal- hal yang baru, tanpa pengawasan sangat mungkin dapat terjebak dalam pergaulan bebas, sex bebas dan narkoba.
Filterisasi terhadap anak dan remaja sangat penting dari kalangan orang tua untuk perkembangan dan kemajuan anak, sebagai generasi penerus bangsa yang akan datang .
Jangan biarkan pergaulan bebas, sex bebas, dan narkoba menjadi gaya hidup karena akan merusak generasi bangsa, untuk itu selamatkan generasi yang akan datang dengan menjadi diri kita yang berbudaya tinggi dan bermoral sebagai kepribadian yang utuh.

dengan pesatnya perkembangan tekhnologi informasi di Indonesia sehingga tidak akan dapat di elakan, tetapi bisa di manfaatkan semaksimal mungkin untuk kemaslahatan hajat orang banyak .



Baca Selengkapnya...

Semakin Banyak Remaja Ketergantungan Teknologi


Kehidupan manusia kini sulit rasanya dilepaskan dari perangkat teknologi. Apalagi bagi remaja, teknologi seakan membuat mereka semakin kecanduan.

Sebuah studi yang digelar Kaisar Foundation, sebuah organisasi non-profit di Amerika Serikat yang kegiatannya fokus pada masalah kesehatan, menemukan bahwa anak muda yang menghabiskan waktu dengan media hiburan telah meningkat jumlahnya secara drastis. Hampir sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk mengakses teknologi.

Survei ini digelar pada Oktober 2008 hingga Mei 2009, dengan melibatkan 2.000 pelajar kelas 3 SD hingga 3 SMA (kelas 12), berusia 8-18 tahun.

Dari studi ini terungkap bahwa anak-anak dan remaja berusia 8-18 tahun menghabiskan rata-rata 7,5 jam (lebih dari 53 jam seminggu) waktu mereka untuk mengakses media hiburan di hari-hari biasa seperti ponsel, komputer, televisi dan perangkat teknologi lainnya. Uniknya, sebagian besar remaja ternyata menggunakan lebih dari satu perangkat dalam waktu bersamaan alias multitasking. Misalnya, ketika mendengarkan musik mereka sambil mengisi waktu dengan berselancar di internet.

Padahal ketika lima tahun lalu, saat studi ini digagas, para anak dan remaja ini kira-kira hanya menghabiskan waktu satu jam setiap harinya untuk mengulik perangkat elektroniknya tersebut.

Dr. Michael Rich, Direktur dari Center on Media & Child Health mengatakan, sulit rasanya mengubah kebiasaan para anak-anak ini yang telah bergantung dengan kecanggihan teknologi. Ketergantungannya jika dianalogikan sudah seperti udara yang mereka hirup, air yang mereka minum, dan makanan yang mereka asup.

Untuk itulah, dibutuhkan peran serta orang tua untuk tetap mengontrol aktivitas anak mereka di dunia virtual. Sebab jika dibiarkan, ancaman kesehatan seperti obesitas (kelebihan berat badan) bisa saja menerpa anak-anak akibat kurangnya beraktivitas yang melibatkan fisik. Namun perlu diingat, jangan melarang anak untuk mengakses teknologi karena tidak semuanya teknologi berdampak negatif. Salah satu cara yang dapat dilakukan misalnya dengan membuat kesepakatan terkait waktu-waktu yang diperbolehkan untuk mengakses perangkat teknologi tersebut.



Kehidupan manusia kini sulit rasanya dilepaskan dari perangkat teknologi. Apalagi bagi remaja, teknologi seakan membuat mereka semakin kecanduan.

Sebuah studi yang digelar Kaisar Foundation, sebuah organisasi non-profit di Amerika Serikat yang kegiatannya fokus pada masalah kesehatan, menemukan bahwa anak muda yang menghabiskan waktu dengan media hiburan telah meningkat jumlahnya secara drastis. Hampir sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk mengakses teknologi.

Survei ini digelar pada Oktober 2008 hingga Mei 2009, dengan melibatkan 2.000 pelajar kelas 3 SD hingga 3 SMA (kelas 12), berusia 8-18 tahun.

Dari studi ini terungkap bahwa anak-anak dan remaja berusia 8-18 tahun menghabiskan rata-rata 7,5 jam (lebih dari 53 jam seminggu) waktu mereka untuk mengakses media hiburan di hari-hari biasa seperti ponsel, komputer, televisi dan perangkat teknologi lainnya. Uniknya, sebagian besar remaja ternyata menggunakan lebih dari satu perangkat dalam waktu bersamaan alias multitasking. Misalnya, ketika mendengarkan musik mereka sambil mengisi waktu dengan berselancar di internet.

Padahal ketika lima tahun lalu, saat studi ini digagas, para anak dan remaja ini kira-kira hanya menghabiskan waktu satu jam setiap harinya untuk mengulik perangkat elektroniknya tersebut.

Dr. Michael Rich, Direktur dari Center on Media & Child Health mengatakan, sulit rasanya mengubah kebiasaan para anak-anak ini yang telah bergantung dengan kecanggihan teknologi. Ketergantungannya jika dianalogikan sudah seperti udara yang mereka hirup, air yang mereka minum, dan makanan yang mereka asup.

Untuk itulah, dibutuhkan peran serta orang tua untuk tetap mengontrol aktivitas anak mereka di dunia virtual. Sebab jika dibiarkan, ancaman kesehatan seperti obesitas (kelebihan berat badan) bisa saja menerpa anak-anak akibat kurangnya beraktivitas yang melibatkan fisik. Namun perlu diingat, jangan melarang anak untuk mengakses teknologi karena tidak semuanya teknologi berdampak negatif. Salah satu cara yang dapat dilakukan misalnya dengan membuat kesepakatan terkait waktu-waktu yang diperbolehkan untuk mengakses perangkat teknologi tersebut.
Baca Selengkapnya...

Ekspektasi Remaja Terhadap Teknologi

Anak muda jaman sekarang memang beda dengan generasi tahun 70-an dulu, begitu kata kakek-nenek atau orang tua kita. Banyak hal yang membuat jarak antara generasi dulu dengan generasi sekarang, diantaranya adalah soal persepsi tentang inovasi teknologi.

Di abad milenium ini, rata-rata kaum muda sudah bisa menikmati berbagai teknologi mutakhir, yang terkadang melahirkan gaya hidup serba instan. Dan tahukah Anda, ternyata ekspektasi mereka makin lama justru semakin menggila. Entah karena kebutuhan hidup yang membuat mereka berpikir demikian, ataukah karena dorongan industrialisasi dan globalisasi yang kian gencar dari hari ke hari.

Menurut sebuah penelitian terhadap 500 orang remaja dan 1030 orang dewasa yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) bekerjasama dengan Lemelson, ternyata ekspektasi teknologi di masa depan antara kaum remaja dan orang dewasa sangat jauh berbeda.

Contohnya di bidang otomotif, sebanyak 33% remaja yang dijadikan sampel memprediksikan bahwa di tahun 2015 nanti mobil dengan tenaga BBM sudah tak banyak lagi digunakan, sementara hanya 16% orang dewasa yang berpikiran seperti itu.

Sebanyak 22% remaja juga memprediksikan kalau 10 tahun lagi, komputer pribadi (PC) sudah menjadi barang usang dan ketinggalan jaman. Anggapan itu hanya disetujui oleh 10% orang dewasa saja.

Namun, bukan berarti orang dewasa tidak punya ekspektasi apa-apa berkaitan dengan kemajuan teknologi di masa depan. Buktinya, sebanyak 45% orang dewasa memprediksi bahwa di tahun 2015 nanti saluran telepon sudah tak lagi memerlukan kabel, sementara hanya 17% remaja yang berpikir begitu.


Uniknya, para remaja juga beranggapan bahwa inovasi baru di tahun 2015 nanti mampu membantu dunia dalam mengatasi permasalahan seperti air bersih (91%), kelaparan (89%), penyakit (88%) dan juga polusi (84%). Meskipun sebanyak 77% orang dewasa mengakui teknologi akan berperan penting pada saat itu, namun mereka tidak yakin inovasi di masa depan mampu mengatasi masalah kelaparan di seluruh dunia.

Merton Flemings, ilmuwan yang memimpin proyek penelitian itu mengaku sangat terkejut dengan hasil analisis survei yang mereka lakukan. Dia tak pernah mengira kalau para remaja sangat yakin bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah jalan keluar untuk mengatasi berbagai masalah menyangkut hajat hidup manusia di masa depan nanti

Baca Selengkapnya...

tv

Widget By: Forantum Cantumkan link ke http://forantum.blogspot.com, Terima Kasih... Cara Memasang TV Online di Blog

slide

video

game

terima kasih