KOTA - Dinas P dan K Kota Mojokerto menyatakan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) tingkat SD/MI yang serentak digelar pada 4 Mei mendatang bukan menjadi satu-satunya jaminan kelulusan. Alasannya, disamping nilai itu, nilai ujian sekolah juga menjadi pertimbangan utama. Dengan ketentuan rata-rata nilai yang didapat minimal 3. baca selanjutnya ea...!!!
''UASBN nanti bukan satu-satunya jaminan siswa untuk lulus. Tapi nilai ujian sekolah juga menentukan," ungkap Kepala Bidang (Kabid) TK/SD Dinas P dan K, Sunardi, kemarin.
Selama pelaksanaan ujian sekolah, siswa akan melalui tahapan ujian tulis utama. Meliputi, mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPS, IPA dan bahasa Inggris. Serta ujian praktik sekolah. Diantaranya, praktik agama, IPA, penjas orkes, dan seni budaya. ''Jika ingin mendapat nilai maka masing-masing siswa harus mengikuti dua ujian itu," katanya.
Sementara itu, guna mempersiapkan UASBN sejauh ini Dinas P dan K sudah mempersiapkan tryout sebagai bentuk pembekalan dan pelatihan siswa dalam pelaksanana ujian nanti. Bahkan, dibanding tryout yang digelar pada tingkat SMP/MA dan SMK, tryout tingkat SD/MI dilai lebih berat.
Alasannya, hal itu dilakukan sebanyak 10 kali. Dengan ketentuan tryout bersama oleh Dinas P dan K satu kali, sedangkan 9 lainnya dilaksanakan oleh masing-masing sekolah. ''Kalau dulu (2009, Red) sebanyak 9 kali, tahun ini kita lakukan 10 kali sebelum UASBN nanti," katanya.
Meningkatnya pemberian pelatihan soal-soal tersebut menyusul beberapa alasan. Pertama, karena sudah ditentukan secara nasional agar jauh sebelumnya mempersiapkan siswa saat menjalankan UASBN, serta atas dasar pertimbangan prestasi yang didapat SD/MI kota pada tahuan sebelumnya. Yakni mampu mencapai rangking pertama tingkat nasional.
Sehingga dengan begitu, Dinas P dan K mematok terget kelulusan tahun ini tidak berbeda dengan 2009 lalu. ''Target kita sudah tentu berusaha mempertahankan kelulusan 100 persen," imbuhnya.
Kepala Dinas P dan K, Suharto menambahkan, guna menghindari kecurangan pada hajatan nasional itu sebelumnya sudah melalukan penekanan. Terutama kepada kepala sekolah (kasek) dan pihak sekolah. Seperti halnya tidak melakukan berbagai pungutuan liar (pungli) dengan dalih dan alasan apapun.
Termasuk, memungut biaya tryout atau pemlian perlengkapan ujian secara kolektif. Sebab, hal itu dinilai justru memberatkan siswa dan wali murid sendiri. ''Semua sekolah kami minta untuk dilakukan hal diluar ketentuan yang ada. Sebab, kami khawatir bukan saja memberatkan tapi berdampak psikologis siswa," paparnya.
Dia menjelaskan, tahapan sebelum pelaksanaan UASBN didahului dengan pengambilan naskah pada 29 April mendatang. Sesuai POS (Petunjuk Operasional Standar) yang diterbitkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), naskah yang diambil lalu disimpan di Mapolresta Mojokerto. Baru sehari kemudian dilakukan pemilahan naskah. ''Mekanisme penjagaannya sama seperti tingkat SMP dan SMA. Sehari dijaga tiga kali secara bergantian. Satu penjagaan meliputi dua orang, dari polisi dan dinas," bebernya. Sedangkan, standar penjagaan dan pengawasan UASBN nanti tetap menggunakan sistem silang. Antara guru SD dan guru MI. Selain itu, guna menghindari kecurangan yang ada, selama proses ujian juga dipersiapkan tim monitoring dan pengawas. Dari tim independen dan dinas P dan K.
''Tapi harapan kami jangan sampai nanti terjadi penyimpangan atau kecurangan," tandasnya. Seperti yang diketahui, peserta UASBN periode 2009/2010 akan diikuti oleh 2289 siswa. Terdiri atas 66 lembaga SDMI. Rinciannya, sebanyak 52 SD Negeri, 6 SD swasta, 8 MI dan 10 peserta dari SDLB.
Baca Selengkapnya...
